Bertahan….

Waktu bergulir

Lambat merangkai langkah perjalanan kita

Berjuta cerita terukir dalam

Menjadi sebuah dilema

Mengertikah engkau

Perasaanku tak terhapuskan

 

Serpihan kenangan tentang dirimu kadang terasa begitu memabukkan, menghanyutkan sukma sel-sel neuron dalam euphoria bertepi, menghamburkan jatah oksigen dalam blood brain capiller lebih banyak dari biasanya. Bertepi….  karena saat sel sel neuron kembali terjaga, yang tersisa hanyalah sekedar efek dopamine yang memabukkan. Saat itu tiba jiwamu akan kembali tercabik oleh luka yang sama.

 

Aku terlanjur cinta kepadamu

Dan telah kuberikan seluruh hatiku

 

Dan ketika kau mencoba bangun dari ilusi yang menggoda… mencoba membuka matamu lebar-lebar dengan setermos kopi hitam. Kafein yang kau teguk akan memancing rombongan sel kapiler saling merapat dengan arus yang menderas mencoba mensuplai oksigen dengan ketergesaan yang dipaksakan. Setiap degupan jantungmu bagaikan pedal sepedah yang dikayuh cepat-cepat seakan kau akan terlambat tiba di tempat tujuan, memompa, mendorong eritrosit dalam antrian yang panjang tak berkesudahan. Berputar, berputar dan berputar dalam siklus yang melelahkan. Seiring musim, sel-sel hepatosit pun akan berguguran satu persatu menuju titik akhir, to the point of no return which known as hepatosit necrosa.

 

Mencoba bertahan

di atas puing-puing cinta yang telah rapuh

 

Harapanku akan dirimu telah melebur, menyatu dalam setiap senyawa kapiler, merayap mengikuti detak nadi yang membuatku selalu terjaga, mencoba bertahan dalam dunia yang terlihat kian meredup.

 

Apa yang kugenggam

Tak mudah untuk aku lepaskan

pics grab from google

 

Kasih, biarkanlah aku terlelap sejenak karena jiwa ini mulai lelah….

 

Karena sekali cinta

Aku tetap cinta

 

 

 

‘Rossa & Pasha’