Bazaar Sempur & Taman Kencana on the Weekend

Spend my Sunday walking around in Sempur field, enjoying the bazaar crowd that been held every weekend since the last two year on that sport field. Sudah lama gak mampir ternyata yang dijual pun semakin beragam, mulai dari T-shirt, sweater, perlengkapan dapur, pot tanaman beserta tanamannya, obat kuat (huahahaha), boneka, perlengkapan sekolah anak-anak, buku-majalah-komik (out of date alias oldies), lingerie, berdus-dus susu bantal (yang lagi trend katanya), aksesoris, adaptor, kacamata, sendal-sepatu, kepingan vcd-dvd, handuk, daster, pecah belah, panci gambreng, etc etc… Para penjual ini tersebar di sekeliling track lari, ada yang ngemper, pasang tenda bahkan sampai moko untuk menarik orang melihat dagangannya.

 

Ada juga yang menjual binatang seperti kura-kura, hamster, kelinci dan ayam. Sedihnya, para binatang berbulu ini diwarnai untuk menarik minat pembeli terutama anak-anak. Sebenarnya mungkin ini sudah bukan hal yang baru lagi karena saya sudah sering melihat hal yang sama di dekat pintu masuk utama Kebun Raya Bogor, tapi tetap saja setiap melihat hal tersebut saya jadi kesal sendiri mengingat kesejahteraan hewan memang masih minim sekali pelaksanaannya. Di sini (masih di Indonesia juga loh) perdebatan yang selalu muncul adalah kesejahteraan hewan versus kesejahteraan manusia, bagaimana bisa memperjuangkan kesejahteraan hewan kalau manusianya (penjualnya) saja masih belum sejahtera? Lihat saja kasus si Pangolin, belum lagi nasib kukang/malu malu (Nycticebus coucang) yang diperjualbelikan setelah dicabuti gigi-giginya biar disangka masih bayi, elang-elang yang sudah dipotong bulu terbangnya kemudian di kibas-kibaskan di jalan untuk menarik pembeli. Benar-benar suatu perjalanan dan perjuangan yang masih belum tuntas nih.

 

Oke, back to the bazaar ya. Setelah kepanasan keliling di lapangan, saya sendiri akhirnya kepincut membeli bantal cinta yang terlihat empuk dan menggoda dengan ukurannya dan sarung bantalnya yang bermotif ceria untuk menghibur hati yang kusut setelah melihat hewan-hewan tersebut (alesaannn).

 

Acara walking around on Sunday morning kemudian dilanjutkan dengan menanjak tangga Sempur menuju Taman Kencana. Taman Kencana juga dalam beberapa tahun belakangan ini semakin ramai dengan penjual-penjual makanan yang unik-unik setiap minggunya. Tamannya tidak terlalu besar seperti Monumen Bajra di Renon (duh kangen juga ngiterin tuh lapangan bareng si bulgembul), tapi cukup teduh dan pilihan makanannya juga lebih banyak di sini daripada hanya sekedar sate dan lumpia kres-kres (disebut kres kres karena dipotong pakai gunting). Saya dan teman-teman akhirnya memutuskan nongkrong di tenda Nasi Pecel yang menjadi langganan kami, penjualnya menggunakan mobil carry biru yang diparkir di pinggir Taman, di depan pintu utama Balai Penelitian Karet. Seporsi nasi pecel, sebotol teh dingin dan alunan keyboard dari penjual tetangga sangat menghibur setelah berpanas-panasan di lapangan loh.  ^ ^

Advertisement

One thought on “Bazaar Sempur & Taman Kencana on the Weekend

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s